|
KH Hasan Abdullah Sahal Pimpinan Pondok Modern Gontor
|
Santriku…
Semoga tatkala
pesan-pesanku ini mulai kau baca, hatimu masih benderang dengan cahaya rahmat
Ilahi, hingga tak ada sebutir debupun melekat di hatimu, menutupi nuranimu
untuk menerima secercah cahaya ini.
Santriku…
Ketahuilah!
Sesungguhnya segala sesuatu yang ada di seluruh jagat raya ini sudah diatur
secara tertib oleh Allah. Tebarkanlah pandanganmu maka akan kau saksikan
betapa indahnya paduan gunung, lembah, dan ngarai serta luasnya bentangan
samudera. Juga matahari, bulan, bintang dan sejumlah gugusan planet lainnya,
semua begitu indah dan tertib, tertata sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Maka,
hendaklah manusia berusaha supaya menjadi tertib, dalam karsa, rencana, dan
atau kehidupannya. Dan janganlah sekali-kali mencoba untuk memaksakan tertib
programmu pada Allah. Sebab,jika kau lakukan itu, maka yang akan kau dapati
hanyalah keresahan, pahitnya kekecewaan, pedihnya kehancuran, kecongkakan
dalam kebodohan, kesombongan atas kesintingan dan kebanggaan lantaran
kegilaanmu atau sebaliknya berlagak jagoan ekstrasuperiority atau bertampang cakil menjual pepsodent.
Dan penyakit inilah yang banyak melanda manusia di abad modern ini.
Santriku…
Seiring
perjalanan waktu, suatu saat nanti kau akan meninggalkan pondokmu ini untuk
terjun ke tengah-tengah kehidupan masyarakatmu kelak, berbaur dengan aneka
ragam pola kehidupan. Harapanku, pandai-pandailah kau membawa diri berbuat baik
di bumi mana kakimu berpijak.
Selama
ini aku memang menyaksikan bahwa kau telah berbuat baik, menaati segala petuah
dan nasihat kiaimu, menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya, namun yang aku khawatirkan adalah jika kau berbuat semua
kebajikan itu hanyalah di tengah-tengah miliu yang baik saja, sementara ketika
kau telah terjun ke dalam milliu yang berlainan, jadi berubah keadaannya.
Padahal, berbuat baik itu harus bisa kau lakukan di manapun dan kapanpun.
Pada
saat itulah kepribadianmu akan diuji, dan di situlah kepribadianmu akan
dipecat atau dipertahankan oleh dirimu sendiri atau oleh masyarakatmu dengan
segala norma-normanya. Itulah yang paling aku khawatirkan. Aku takut jika
derasnya gelombang kehidupan di masyarakatmu kelak akan menyeret dan
menjerumuskanmu ke lembah nista.
Telah
kau sadari bahwa orang baik di tempat sampah sekalipun akan berjasa dan mulia karena
ia telah menyingkirkan sampah yang mengganggu masyarakat. Namun sebaliknya,
orang yang jahat sekalipun bertahta di tempat terhormat ia adalah perusak dan
pengacau masyarakat. Karena ia sebetulnya adalah sampah.
Santriku…
Ketahuilah,
bahwa kini, di abad modern ini, setan-setan dengan segala bentuk dan macamnya
telah bergentayangan di mana-mana dan untuk berkawan dengan mereka, kau tak
perlu belajar ataupun berlatih.
Dan
godaan setan itu sungguh akan memikat hatimu. Ia tidaklah akan berhenti pada sasaran
tertentu, golongan tertentu, dan juga waktu serta tempat tertentu. Maka berhati-hati
dan waspadalah santriku terhadap itu semua. Janganlah sekali-kali kau mengira
bahwa tingginya ilmu dan jabatan seseorang akan membebaskannya dari rayuan
setan. Sebab, makin tinggi ilmu seseorang makin tinggi pula godaan dan rayuan
setan itu. Kiai dan ulamapun tak terhindar dari bujuk rayu setan.
Santriku…
Kuharap
kau tak hanya bisa menerangi dirimu sendiri, tapi kau juga bisa menyinari umat
dengan cahaya yang memancar dari ilmu-ilmu Allah. Karena sesungguhnya tiadalah
berguna ilmu seseorang itu jika tak dimanfaatkan bagi dirinya dan umatnya.
Doaku semoga kau
memahami untaian pesan-pesanku ini. Aamiiin.......